Steven Sinofsky menghabiskan waktu 4 tahun sebagai software design engineer dan project lead di Development Tools group, dimana Steven Sinofsky membantu perkembangan versi pertama Microsoft Foundation Classes C++ library for Microsoft Windows dan Microsoft Visual C++. Tak butuh waktu lama, selang tiga tahun, Steven Sinofsky dipromosikan untuk menjadi asisten teknis Bill Gates. Itu adalah posisi prestisius bagi para pegawai mud Microsoft. Sampai pada tahun 1999, Steven Sinofsky sebelumnya membantu perkembangan program Microsoft Office, servers dan services, bertanggung jawab atas produk pengembangan Microsoft Office 2007 dan ribbon UI. Steven Sinofsky sebelumnya membantu perkembangan Microsoft Office 2003, Microsoft Office XP, dan Microsoft Office 2000.
Sinofsky juga aktif merekrut pekerja untuk Microsoft. Tugas keseharian Steven Sinofsky adalah mencegah para pekerja untuk tidak berpindah ke Google. Steven Sinofsky juga membuat blog tentang Steven Sinofsky's Microsoft TechTalk. karir Steven Sinofsky melesat dengan dipercaya mengisi kursi Senior Vice President untuk produk Office. Sampai akhirnya, tantangan baru muncul di hadapan pria pelontos ini untuk jabatan Senior Vice President Windows dan Windows Live Grup di tahun 2006. Tak butuh waktu lama atau cuma tiga tahun berselang Sinofsky mengambil alih kursi Presiden divisi Windows yang mentereng.
Tugas pertamanya di posisi strategis tersebut adalah meredam 'kegelisahan' pengguna Windows atas performa Vista. Nah, kemudian muncul lah Windows 7 sebagai 'proyek' pertama sang eksekutif dengan jabatan Presiden Windows. Windows 7 terbilang cukup sukses di pasaran, dengan menghapus keraguan pengguna yang ditinggalkan Vista. Hingga akhirnya pertanyaan kemudian yang muncul adalah, selanjutnya apa? Jawabannya Windows 8! OS versi terbaru ini pun akhirnya mampu tampil menarik dengan mengusung modern user interface yang ditampilkan lewat gaya kotak-kotak. Tampilan ini dulu sempat disebut 'Metro', namun belakangan ditinggalkan Microsoft lantaran tersandung kasus paten.
Lewat Windows 8 inilah Steven Sinofsky dianggap sukses memberi penyegaran terhadap seri keluarga Windows yang sudah sangat populer. Harapan baru pun muncul bagi Microsoft untuk turut bersaing di ranah OS mobile lewat Windows Phone 8. Prestasi Sinofsky bahkan membuatnya disebut sebagai CEO-in-waiting alias calon CEO Microsoft berikutnya, saat Steve Ballmer tak lagi menjabat.
"Steven (Sinofsky) memiliki talenta yang jarang dimiliki orang lain," bisik salah satu eksekutif Microsoft kepada Cnet.Namun sayang, harapan sejumlah pihak untuk melihat Steven Sinofsky menduduki posisi CEO Microsoft sepertinya harus dipinggirkan sejenak. Hal ini setelah sang veteran sudah memutuskan hengkang dari dekapan 'sang raksasa'. Untuk mengisi kursi lowong yang ditinggalkan Sinofsky, Microsoft sendiri telah menunjuk Julie Larson-Green untuk memimpin lini bisnis software Windows dan hardware engineering. Sementara Tami Reller akan mengambil alih tanggung jawab terhadap bisnis Windows sekaligus tetap memegang posisinya sebagai Chief Financial Officer dan Chief Marketing Officer Microsoft. Keduanya melapor kepada CEO Steve Ballmer.
Mashable (13/11) mengutip salah satu pernyataan Steven Sinofsky yang menjelaskan bahwa dia memang sudah lama ingin mundur namun keinginannya tersebut belum terlaksana. Selain itu, Sinofsky juga menampik segala rumor negatif yang berkaitan dengan pengumuman pengunduran dirinya.
"Saya memutuskan keluar dari Microsoft karena ingin mencoba pengalaman baru. Selama 23 tahun saya mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu di Microsoft dan apa yang telah saya dapatkan itu ingin saya kembangkan dengan cara saya sendiri," Ujar Sinofsky.
Waw Keren
ReplyDeletehahahaha
ReplyDelete